Keistimewaan Meninggal Hari Jumat


Meninggal pada hari Jumat memiliki beberapa keistimewaan dalam ajaran Islam. Ada beberapa hadith yang menyebutkan bahwa meninggal dunia pada hari Jumat dianggap sebagai suatu anugerah atau keberuntungan bagi seorang Muslim. Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

“Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat kecuali Allah akan melindunginya dari adzab kubur.” [Sunan at-Tirmidzi/vol. III/hadis ke 1074]

Hadis ini dinilai bermasalah dari beberapa aspek; aspek ketersambungan mata rantai perawi (ittishal as-sanad), aspek kredibilitas perawi, dan kejanggalan dari aspek matan (isi) nya.

Dari aspek ketersambungan sanad, sebagian ulama hadis menilainya munqathi' (terputus perawi dari kalangan tabiin), sebagian yang lain menilainya muttashil (bersambung). Dari sisi kredibilitas perawi, ada sosok Saif bin Rabi’ah yang dinilai bermasalah di kalangan ulama hadis. Sementara dari aspek matan (isi) nya, terdapat kejanggalan karena bertentangan dengan kemahaadilan Allah.

Berikut adalah beberapa keistimewaan yang disebutkan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW terkait meninggal pada hari Jumat:

  1. Diberi Perlindungan dari Azab Kubur: Rasulullah SAW bersabda:

    "Tidak ada seorang Muslim yang meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat, melainkan Allah akan melindunginya dari azab kubur." (HR. Tirmidzi, Ahmad, dan Ibn Majah).

    Hadis ini menunjukkan bahwa orang yang meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat akan diberikan perlindungan dari azab kubur. Ini merupakan salah satu keistimewaan yang besar bagi seorang Muslim yang wafat pada hari tersebut.

  2. Hari yang Penuh Berkah: Hari Jumat dikenal sebagai hari yang penuh keberkahan dan memiliki nilai spiritual yang tinggi dalam Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda:

    "Sesungguhnya sebaik-baik hari yang terbit padanya matahari adalah hari Jumat. Pada hari itu, Adam diciptakan, pada hari itu dia wafat, dan pada hari itu ada saat di mana seorang hamba tidak meminta sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan memberikan apa yang diminta." (HR. Muslim).

    Karena hari Jumat merupakan hari yang penuh berkah, meninggal pada hari ini dianggap membawa berkah dan kemuliaan bagi orang yang meninggal.

  3. Penghormatan dan Pahala: Hari Jumat adalah hari umat Islam berkumpul untuk melaksanakan salat Jumat, yang memiliki keutamaan sangat besar. Maka, meninggal pada hari tersebut bisa dianggap sebagai bentuk kehormatan dan kemuliaan dari Allah SWT.

  4. Meninggal dalam Keadaan Suci: Pada hari Jumat, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, membaca Al-Qur'an, serta melakukan amalan-amalan baik. Maka, seseorang yang meninggal pada hari Jumat, dengan harapan, meninggal dalam keadaan yang baik dan suci karena ibadah yang telah dilakukan sepanjang hari.

Masalah keterbebasan dari azab kubur bergantung dengan amal ibadah seorang hamba selama hidup di dunia, bukan pada waktu kapan ia meninggal. Dalam al-Qur’an banyak sekali ditekankan perintah agar memperbanyak amal saleh di dunia, karena akan dipetik hasilnya di akhirat kelak. Oleh karena itu, jika ada orang yang semasa hidupnya adalah pelaku maksiat, lalu karena semata-mata ia meninggal pada hari Jum’at dan berhak menerima pembebasan dari azab kubur, ia berarti telah menerima sesuatu yang tidak sesuai dengan amalannya di dunia. Sebaliknya, seorang hamba Allah yang saleh, karena ia tidak meninggal di hari Jum’at ia tidak akan mendapatkan pengampunan dari azab kubur. Tentu saja Allah ﷻ terlindung dari ketidakadilan tersebut. 

Meninggal pada hari Jumat memang dihubungkan dengan berbagai keutamaan dalam ajaran Islam, namun tentu saja, yang terpenting adalah bagaimana kualitas amal dan ibadah seseorang selama hidupnya. Semoga kita semua diberikan kemudahan dan keberkahan dalam hidup dan akhirat.

Komentar

Postingan Populer