Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Bersin Saat Sedang Shalat? Harus Dijawabkah!

Gambar
Bersin merupakan salah satu nikmat yang diberikan oleh Allah ﷻ pada manusia. Tetapi yang menjadi masalah yaitu bersin secara tiba-tiba di saat melaksanakan salat. Sedangkan di dalam salat seseorang tidak boleh berkata apapun selain kalimat yang berkaitan dengan salat. Lalu bagaimana hukum membaca Hamdalah disaat bersin, namun dalam keadaan salat?  Di sisi lain dalam shalat tidak boleh mengatakan apa pun kecuali hal yang berkaitan dengan shalat seperti bacaan Al-Qur’an, dzikir, begitu pula doa-doa.  Bagaimana ketika bersin ditengah-tengah bacaan atau bacaan belum selesai (seperti bacaan Iftitah, Fatihah, Tahiyat dan sebagainya), apakah kesunnahannya ketika bersin langsung baca Hamdalah walau bacaan sholat belum selesai atau setelah sempurna bacaan sholatnya ? Jawab: Ketika kita bersin saat melaksanakan shalat, kita tetap dianjurkan untuk membaca hamdalah. Membaca hamdalah saat bersin hukumnya adalah sunah meskipun sedang melaksanakan shalat. Namun demikian, bacaan hamdalah tersebut diba

Ketaqwaan Seorang Hamba

Gambar
  Umat Islam tentunya sudah tidak tabu dengan kata Taqwa, di mimbar mimbar masjid para khotib tidak bosan-bosannya mengingatkan tentang ketaqwaan. Dari segi bahasa, kata taqwa berarti “memelihara” atau “menghindari”, sedangkan para ulama sendiri Mendefinisi taqwa yaitu “melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.” Tetapi sejatinya kesadaran akan kehadiran Allah ﷻ dan berusaha menyesuaikan diri dengan tata nilai ketuhanan dengan menghadirkan batin, penjiwaan, keinsafan kepada Allah ﷻ yang selalu memantau gerak gerik diri kita merupakan sebuah tuntutan. Dimana puncaknya yaitu menyadari dan merenungkan dari mana kita berasal dan kemana kita kelak akan kembali. Dialah Allah ﷻ tempat paling akhir dimana tempat kita kembali setelah sekian lama menjalani kehidupan di dunia ini denan penuh pejuangan dan pengorbanan. Ibnu Rajab juga mengatakan dalam Jami' al-Ulum wa al-Hikam, hlm. 475 sebagai berikut:  واستعمل عليُّ بن أبي طالب رجلاً على سَريَّة، فقال له: أُوصيك بتقوى الله الذي لا

Cinta Tanah Air

Gambar
  Mempunyai rasa cinta tanah air merupakan salah satu hal yang harus ditanamkan pada diri seseorang sejak kecil. Menjaga tanah air dari berbagai hal yang dapat melemahkan apalagi menghancurkan merupakan salah satu kewajiban. Kewajiban menjaga dan mencintai tanah tidak bisa dinafikan dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena sedemikian urgennya keberadaan sebuah negara atau tanah air, Al-Quran sampai menjadikannya sebagai diksi sumpah Tuhan. Allah berfirman dalam Alquran: لا إقسم بهذا البلد   Artinya: “Aku benar-benar bersumpah dengan tanah air ini (Makkah)”. [QS. Al-Balad: 1] Kewajiban menjaga tanah air mempunyai dasar hukum yang sangat kuat dari dalil naqli (nas) maupun dalil aqli (akal). Ada salah seorang ulama Indonesia yang mempunyai jargon "hubbul Wathon minal iman" (cinta tanah air adalah bagian dari iman) yaitu hadratussyekh Kyai Haji Hasyim Asyari. beliau adalah salah satu ulama yang mampu membuktikan bahwasannya agama dan nasionalisme saling menguatkan