Setiap Ujian Adalah Jalan Allah SWT
Terkadang, kita semua butuh air mata.
Bukan untuk menunjukkan bahwa kita lemah,
tapi karena kita adalah manusia biasa yang punya hati, rasa, dan asa.
Karena memang tak selamanya keadaan akan baik-baik saja.
Satu waktu, air mata itu harus jatuh — agar keheningan hati kembali utuh.
Kita memang butuh gagal, butuh kecewa,
agar hati kita tertempa menjadi lebih tangguh.
Sebab hati yang pernah ricuh dan menelan pahitnya ujian,
akan menjadi hati yang kuat menapaki badai kehidupan berikutnya.
Yang terpenting adalah terus memupuk harap,
bahwa setiap ujian pasti memiliki waktu selesainya.
Kita hanya perlu bersabar dan berikhlas lebih dalam lagi.
Sabar dan ikhlas adalah sebaik-baiknya penyelesaian masalah,
karena ujung dari kesabaran dan keikhlasan tak lain adalah kebaikan.
Allah ﷻ berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.
(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: ‘Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali.’”
(QS. Al-Baqarah: 155–156)
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah seorang muslim ditimpa kelelahan, penyakit, kesedihan, kesusahan, gangguan, bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus sebagian dari kesalahannya karenanya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Maka yakinlah, setiap ujian adalah jalan Allah untuk menguatkan pundak-pundak para hamba-Nya.
Bukan untuk melemahkan, tapi untuk mendewasakan.
Semoga Allah ﷻ kuatkan langkah-langkah kecil kita
dalam menapaki jalan kebaikan ini.
Semoga kita menjadi jiwa yang tak patah,
meski sedang berada di titik terendah.

Komentar
Posting Komentar