Mendapatkan cinta Allah
Setiap insan mukmin tentu menginginkan satu hal yang paling mulia dalam hidupnya: dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Cinta Allah bukan sekadar balasan pahala atau keselamatan di akhirat, melainkan sumber segala keberkahan, ketenangan, dan pertolongan di dunia maupun di akhirat. Namun, cinta Allah bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan hanya dengan angan-angan. Ia adalah hasil dari upaya sungguh-sungguh, keikhlasan, dan ketaatan yang terus-menerus.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ
"Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu."
(QS. Ali ‘Imran: 31)
Ayat ini menunjukkan bahwa jalan utama meraih cinta Allah adalah dengan mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ. Tidak cukup mengklaim mencintai Allah tanpa dibuktikan dengan amal yang sesuai dengan petunjuk Nabi.
Para ulama menyebutkan beberapa tanda dan amalan yang bisa menjadi jalan untuk meraih cinta Allah:
-
Mencintai apa yang dicintai Allah
-
Allah mencintai orang-orang yang bertakwa, orang-orang yang sabar, orang-orang yang bertawakal, orang yang bertaubat, dan orang-orang yang berbuat kebaikan.
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّـٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)
-
-
Bersungguh-sungguh dalam ibadah sunnah
-
Dalam hadits Qudsi, Allah berfirman:
“...Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya...”
(HR. Bukhari)
-
-
Zuhud terhadap dunia
-
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Zuhudlah terhadap dunia, niscaya Allah mencintaimu..."
(HR. Ibnu Majah)
-
-
Memperbanyak zikir dan membaca Al-Qur’an
-
Orang yang senantiasa mengingat Allah dalam hatinya, lisannya, dan amalnya, maka ia dicintai oleh Allah dan menjadi kekasih-Nya.
-
-
Ikhlas dan sabar dalam ujian
-
Cinta Allah terkadang dibuktikan dengan ujian. Semakin berat ujian, semakin besar cinta Allah, sebagaimana disebutkan:
“Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya cobaan. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia menguji mereka.”
(HR. Tirmidzi)
-
Ketika Allah mencintai seorang hamba, maka seluruh kebaikan akan diarahkan kepadanya. Dalam hadits Qudsi disebutkan:
“Jika Aku mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk memegang, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan…”
(HR. Bukhari)
Hamba yang dicintai Allah akan mendapatkan penjagaan, pertolongan, dan taufik dalam setiap langkah hidupnya. Ia hidup dalam ketenangan dan mati dalam keridhaan.
Mendapatkan cinta Allah adalah tujuan tertinggi dalam kehidupan seorang mukmin. Ia adalah cahaya yang menerangi hati, penyejuk dalam kesulitan, dan penyelamat di hari kiamat. Maka marilah kita senantiasa memperbaiki niat, meningkatkan amal, dan meneladani Rasulullah ﷺ agar kita layak menjadi hamba yang dicintai oleh-Nya.
“Ya Allah, jadikanlah kami di antara hamba-hamba-Mu yang Engkau cintai dan yang mencintai-Mu dengan sebenar-benarnya cinta.”
Komentar
Posting Komentar