Sabar Sungguh Mudah Diucapkan Namun Sukar Dilakukan
Kata sabar begitu mudah diucapkan, namun begitu sulit dilakukan.
Sabar bukan hanya menahan amarah atau bersikap tenang di hadapan orang lain, tetapi menahan hati agar tetap ridha dan yakin bahwa di balik setiap ujian ada kasih sayang Allah ﷻ.
Kadang kita berkata, “Aku akan sabar,” namun ketika ujian datang bertubi-tubi, hati mulai goyah.
Di saat itulah kita diuji — bukan hanya dengan masalah, tapi dengan seberapa besar keyakinan kita pada janji Allah.
Allah ﷻ berfirman:
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali.”
— (QS. Al-Baqarah: 155–156)
Sabar tidak berarti kita tidak merasa sedih,
tetapi sabar adalah ketika hati tetap berpegang teguh kepada Allah meski air mata menetes.
Sabar adalah ketika kita yakin bahwa setiap luka pasti Allah obati, setiap kehilangan pasti Allah ganti dengan yang lebih baik.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى
“Sesungguhnya kesabaran itu (yang sebenarnya) adalah ketika pertama kali tertimpa musibah.”
— (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, jangan remehkan perjuangan untuk tetap sabar.
Sebab sabar bukan perkara ringan — ia butuh latihan, butuh keikhlasan, dan butuh keyakinan bahwa semua yang terjadi ada dalam kendali Allah.
Dan ketahuilah, pahala sabar tidak pernah terukur oleh waktu atau keadaan.
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
— (QS. Al-Baqarah: 153)
Tetaplah belajar sabar, meski kadang terasa berat.
Karena bersama sabar, ada kedewasaan jiwa dan ketenangan hati yang tak bisa dibeli dengan apa pun.

Komentar
Posting Komentar