Membalas Keburukan Dengan Kebaikan

 

Berusaha memberi manfaat kepada sesama manusia dan selalu berusaha berbuat baik merupakan salah satu keharusan. Seseorang tidak diperbolehkan membalas kejelekan dengan kejelekan karena itu dapat merugikan sendiri-sendiri. Ketika ada orang lain menjelekkan kita, lantas kita membalas dengan keburukan pula! Apa bedanya dengan mereka? Ketika dizalimi tidak lantas menyakiti, ketika dicaci lebih baik diam dan tetap memilih melakukan kegiatan yang bersifat positif, hal ini merupakan sesuatu yang terpuji yang harus ada pada diri seseorang muslim. Jadi jangan sampai terlalu sibuk menanggapi mereka yang mendzolimi kita. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur'an surah Az-Zalzalah, ayat 7 dan 8 sebagai berikut:

 فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ 

Artinya: "Barangsiapa berbuat kebaikan sebesar zaroh pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan sebasar zaroh pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula.

Perumpamaan Zahra adalah bagian terkecil dari sesuatu. Dalam ayat ini Allah ﷻ menegaskan bahwasannya tak satupun perbuatan manusia luput dari perhatian dan pengawasan-Nya. Perbuatan baik betapapun kecilnya, pasti akan mendapat imbalan. Begitupun sebaliknya perbuatan jelek yang pernah ia lakukan pasti akan mendapat balasannya. Balasan ini bisa diberikan di dunia dan juga bisa di akhirat nanti, tidak menutup kemungkinan ada balasan yang tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. Kita harus selalu berbuat baik karena segala sesuatu yang baik merupakan sedekah, sebagaimana hadits Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah RA sebagai berikut:

 كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَ قَةٌ 

Artinya: “Setiap kabaikan adalah sedekah.

Sebagai contoh silaturohim, silaturohim bisa terganggu disebabkan oleh perbuatan yang menyakitkan orang lain. Orang yang sering disakiti baik dalam sikap maupun ucapan suatu saat nanti bilamana meninggal dia sulit mendapat pengakuan bahwasannya dia orang baik. Padahal kita membutuhkan kesaksian bahwasannya kita adalah orang baik ketika kita telah meninggal dunia. Dalam kitab Siyar A’lam an-Nubala diriwayatkan dari Ali ar-Ridha dari ayahnya Musa al-Kazhim dari kakeknya Ja’far ash-Shadiq bahwa Ali ibn al-Husain radhiyallahu ajma’in berkata:

انى لأستحيي من الله ان ارى الاخ من اخوانى فأسأل الله الجنة وابخل عليه بالدنيا فاذا كان غذا قيل لي . لوكانت الجنة بيدك لكنت بها ابخل وايخل

“Aku sungguh sangat malu kepada Allah jika aku melihat salah seorang saudaraku dan aku memohonkan surga untuknya namun aku bersikap pelit kepadanya dari harta dunia. Bagaimana jika di akhirat kelak dikatakan kepadaku : ‘Seandainya saja surga ada dalam kekuasaanmu, pasti engkau akan menjadi jauh lebih pelit bahkan untuk sekadar mendoakan orang agar masuk ke dalamnya.’

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita tidak bisa lepas dari sesama manusia. Dan terkadang sebagai manusia dalam bergaul antar sesama kita membuat kesalahan kepada orang lain. Oleh karena itu kita harus mengendalikan baik ucapan maupun perbuatan agar tidak membuat orang lain dirugikan atas perbuatan kita. Ucapan maupun perbuatan yang kita lakukan pasti akan dicatat oleh malaikat dan harus mempertanggungjawabkan kelak. Sebagaimana ditegaskan dalam ayat yang di awal telah disampaikan, yakni:

 وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًا يَرَهُ 

Artinya: “Dan barangsiapa mengerjakan keburukan sebasar zaroh, atau sekecil apa pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula.

Kita mengetahui hidup di dunia hanya sementara. Dalam menjalani hidup yang sementara ini kita harus memanfaatkan kesempatan yang sebesar besarnya sebagai bekal nanti untuk kehidup abadi di akhirat. Barang siapa mempunyai bekal yang banyak pasti akan memanennya nanti dan barangsiapa yang berbekal sedikit atau bahkan kurang pasti akan sengsara di akhirat. Maka sisa hidup ini marilah kita isi dengan amal-amal saleh sekecil apa pun, agar kita selamat di dunia maupun di akhirat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faidah Bersiwak

Membakar Bukhur (Gharu atau Dupa) Sunnah Yang Terlupakan

Keharusan Menghormati Ahlul Bait

Memanggil Dengan Panggilan Yang Baik

Ilmu Tauhid

Memohon Hujan Dengan Bertawasul Kepada Rasulullah

Sedekah Karena Ridho Allah

Musibah Menghapus Dosa

Jangan Menzalimi Saudara Sesama Muslim