Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Memohon dan Berlindung dari Segala Keburukan kepada Allah

Gambar
Dalam kehidupan yang penuh ujian dan fitnah ini, seorang Muslim dituntut untuk senantiasa kembali kepada Allah dalam segala urusan. Salah satu bentuk ketergantungan kita kepada-Nya adalah dengan memohon perlindungan dari segala bentuk keburukan . Ini bukan hanya bentuk penghambaan, melainkan juga pengakuan atas kelemahan dan keterbatasan manusia dalam menghadapi bahaya yang tampak maupun yang tersembunyi. Allah ﷻ adalah Rabb semesta alam, yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan izin-Nya. Oleh karena itu, memohon perlindungan kepada-Nya adalah perintah sekaligus kebutuhan. Dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan kita untuk berlindung kepada-Nya: قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ  "Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan (makhluk-Nya), dan dari kejahatan malam apabila telah ge...

Berhati Hati alam Menerima Berita

Gambar
Dalam ajaran Islam, sikap berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan berita merupakan bagian penting dari adab dan akhlak seorang Muslim. Di zaman yang penuh dengan arus informasi cepat seperti sekarang ini, siapa pun bisa menjadi penyebar berita—baik yang benar maupun yang salah. Karenanya, Islam memerintahkan umatnya untuk selalu bersikap teliti dan tidak gegabah dalam menyikapi setiap informasi yang datang. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an,  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ "Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kalian seorang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kalian tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, yang menyebabkan kalian menyesal atas perbuatan kalian itu." (QS. Al-Hujurat: 6).  Ayat ini memberikan prinsip dasar bagi seorang Muslim: tida...

Kita Senantiasa Membutuhkan Pertolongan Allah

Gambar
Dalam menjalani kehidupan ini, tidak ada satu pun manusia yang mampu berdiri sendiri tanpa pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Segala sesuatu yang kita miliki kesehatan, rezeki, keselamatan, hingga kemampuan untuk bernapas semuanya adalah nikmat dan karunia dari-Nya. Sehebat dan sekuat apa pun seseorang, ia tetap lemah di hadapan kekuasaan Allah. Bahkan dalam perkara yang tampak kecil dan sepele pun, kita tetap memerlukan pertolongan-Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah mengingatkan bahwa hanya kepada-Nya lah kita meminta pertolongan.  إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan" (QS. Al-Fatihah: 5).  Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran kita sebagai hamba bahwa segala bentuk usaha dan upaya kita tetap memerlukan bantuan dari Allah. Kita boleh berencana dan bekerja keras, namun hasil akhirnya tetap di tangan-Nya. Pertolongan Allah adalah kunci keberhasilan, ketenangan, dan kesel...

Orang Yang Tertipu

Gambar
  Dalam kehidupan beragama, tidak semua yang terlihat mulia di mata manusia benar-benar tinggi nilainya di sisi Allah. Ada kalanya seseorang tampak begitu rajin dan semangat dalam ibadah, namun ternyata ia sedang terjerumus dalam kelalaian yang tersembunyi. Hal ini ditegaskan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah dalam salah satu perkataannya yang penuh hikmah: “Barang siapa yang tersibukkan dengan amalan wajib, sehingga dia meninggalkan amalan yang sunnah, maka dia dimaklumi oleh Allah. Dan barang siapa yang tersibukkan dengan amalan yang sunnah, sehingga dia meninggalkan amalan yang lebih wajib, maka dia adalah orang yang tertipu.” (Fathul Bari, 11/345) Ucapan ini mengajarkan kita tentang pentingnya menempatkan prioritas dalam beribadah . Ibadah memiliki tingkatan, dan Allah telah menetapkan amalan yang wajib sebagai hal yang paling utama. Ketika seseorang benar-benar sibuk dengan kewajiban—seperti shalat lima waktu, menafkahi keluarga, atau menuntut ilmu yang fardhu ‘ain—h...

Kebahagiaan dalam Islam Letaknya pada Kerelaan Bukan Kepemilikan

Gambar
Dalam kehidupan yang serba cepat dan materialistik ini, banyak manusia berlomba - lomba mengumpulkan harta, status, dan pencapaian duniawi. Namun, Islam mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada seberapa banyak yang kita miliki, melainkan seberapa besar kerelaan dan keikhlasan yang kita tanamkan dalam hati. Rasulullah ﷺ bersabda: "Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa (kecukupan hati)." (HR. Bukhari dan Muslim) Hadis ini menjelaskan dengan tegas bahwa nilai seorang hamba di sisi Allah tidak diukur dari harta bendanya, melainkan dari kelapangan hatinya dalam menerima takdir dan ketentuan-Nya. Kerelaan (ridha) adalah bagian dari qana’ah, yaitu merasa cukup dengan apa yang Allah berikan. Orang yang qana’ah tidak memandang apa yang ada di tangan manusia lain, tetapi memfokuskan hati untuk mensyukuri nikmat Allah, sekecil apa pun itu. Allah ﷻ berfirman: وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجٗا ٢ وَيَ...

Bertakwa kepada Allah Adalah Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat

Gambar
Allah SWT menjanjikan banyak keutamaan bagi orang-orang yang bertakwa. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa takwa akan membawa keberkahan dari langit dan bumi, memberikan jalan keluar dari kesulitan, serta mendatangkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Selain itu, ketakwaan juga menjadi ukuran kemuliaan manusia di sisi Allah, bukan harta, kedudukan, atau keturunan.  Takwa adalah salah satu konsep paling agung dalam Islam. Kata “takwa” berasal dari akar kata dalam bahasa Arab waqā yang berarti menjaga atau melindungi. Secara istilah, takwa berarti menjaga diri dari segala sesuatu yang dapat mendatangkan murka Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Imam Ali bin Abi Thalib pernah mendefinisikan takwa dengan empat unsur: Takut kepada Allah Yang Mahaagung Beramal dengan wahyu yang diturunkan Qana'ah terhadap rezeki yang diberikan Bersiap untuk hari kepulangan (akhirat) Ketakwaan kepada Allah adalah inti dari ajaran Islam dan menjadi landasan utama dalam...

Mempelajari Suatu Masalah Ilmu dalam Islam

Gambar
  Islam adalah agama yang sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Dalam Al-Qur’an maupun hadits Nabi Muhammad ﷺ, terdapat banyak anjuran untuk mencari ilmu, memahami persoalan dengan mendalam, dan tidak bersikap gegabah dalam mengambil kesimpulan. Mempelajari suatu masalah dalam ilmu—baik itu dalam bidang agama (ilmu syar’i) maupun duniawi merupakan bagian dari upaya umat Islam untuk menjalankan perintah Allah dan mencapai kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat. Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah “Iqra’” (bacalah) yang menjadi simbol betapa pentingnya ilmu dalam Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُوا الْأَلْبَابِ “Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az-Zumar: 9) Ayat ini menunjukkan bahwa derajat orang yang berilmu lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki ilm...

Larangan Menonjolkan Diri dan Gemar Kekuasaan

Gambar
  Dalam kehidupan sosial dan spiritual, sifat menonjolkan diri serta ambisi berlebihan terhadap kekuasaan merupakan dua hal yang kerap dipandang negatif. Kedua sikap ini sering kali menjadi akar dari konflik, ketidakadilan, hingga runtuhnya nilai-nilai kebersamaan. Banyak ajaran agama, filsafat, dan etika yang menekankan pentingnya rendah hati serta menjauh dari sikap haus akan kekuasaan demi menjaga harmoni dan keadilan dalam masyarakat. Menonjolkan diri adalah kecenderungan seseorang untuk menunjukkan kehebatan, kelebihan, atau pencapaiannya secara berlebihan, dengan harapan mendapatkan pengakuan, pujian, atau kedudukan sosial. Sementara itu, gemar kekuasaan adalah hasrat yang besar untuk menguasai, memimpin, atau memiliki kontrol terhadap orang lain atau suatu sistem, sering kali demi kepentingan pribadi. Sikap-sikap ini tidak selalu terlihat mencolok. Mereka bisa terselubung dalam bentuk ambisi yang dibungkus dengan retorika kebaikan. Namun, di baliknya bisa tersembunyi nia...