Kebiasaan Merokok Pada Saat Puasa

Perilaku merokok adalah tindakan menghisap tembakau yang dibakar, biasanya dalam bentuk rokok, cerutu, atau pipa. Ini adalah kebiasaan yang melibatkan ketergantungan fisik dan psikologis pada nikotin, zat adiktif utama dalam tembakau. Merokok dalam Islam menjadi topik yang banyak dibahas oleh para ulama dan ahli hukum Islam. Pandangan terhadap merokok bervariasi, tetapi secara umum, berikut adalah beberapa pandangan utama:

1. Pandangan yang Mengharamkan Merokok:

  • Kesehatan: Banyak ulama modern mengharamkan merokok karena dampak negatifnya terhadap kesehatan. Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti kanker, penyakit jantung, dan masalah pernapasan. Dalam Islam, menjaga kesehatan adalah kewajiban, dan segala sesuatu yang membahayakan tubuh harus dihindari.

2. Pandangan yang Memakruhkan Merokok:

  • Beberapa ulama tradisional memandang merokok sebagai makruh (tindakan yang sebaiknya dihindari tetapi tidak berdosa jika dilakukan), terutama jika merokok tidak menimbulkan dampak langsung yang serius terhadap kesehatan. Namun, dengan meningkatnya pemahaman tentang bahaya merokok, pandangan ini semakin jarang dianut.

3. Pandangan yang Menganggap Merokok Sebagai Mubah:

  • Pada masa lalu, ketika dampak kesehatan dari merokok belum sepenuhnya diketahui, sebagian ulama menganggap merokok sebagai mubah (diperbolehkan) karena dianggap sebagai kebiasaan sosial yang umum dan tidak ada dalil spesifik yang melarangnya. Namun, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, pandangan ini semakin ditinggalkan.

Merokok dalam pandangan Islam telah menjadi topik yang banyak dibahas, terutama dalam kaitannya dengan kesehatan, moralitas, dan kewajiban agama. Merokok saat berpuasa dianggap sebagai tindakan yang membatalkan puasa menurut pandangan mayoritas ulama dalam Islam. Ini karena merokok melibatkan masuknya zat dari luar ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan, yang sebanding dengan makan dan minum, yang secara eksplisit membatalkan puasa.

Berpuasa adalah ibadah yang melibatkan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Merokok selama waktu puasa, menurut mayoritas ulama, dianggap sebagai tindakan yang membatalkan puasa. Beberapa dalil dan pendapat ulama terkait meliputi:

1. Al-Qur'an dan Hadis: Tidak ada dalil yang secara langsung menyebutkan merokok, namun prinsip umum dalam Islam menganggap bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam tubuh secara sengaja melalui mulut, hidung, atau jalur lainnya dapat membatalkan puasa.

2. Fatwa Ulama: Mayoritas ulama, termasuk dalam mazhab Syafi'i, Hanafi, Maliki, dan Hanbali, sepakat bahwa merokok membatalkan puasa. Mereka berpendapat bahwa asap rokok yang masuk ke dalam tubuh mengandung substansi material yang diserap oleh tubuh, sehingga dianggap membatalkan puasa.

Oleh karena itu, untuk menjaga keabsahan puasa, seseorang dianjurkan untuk menahan diri dari merokok selama waktu puasa, dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

 Referensi jawaban ;

حاشية الباجوري ـ (ج ١ / ص ٢٩٠)

ومن العين الدخان المشهور وهو المسمى بالنتن ومثله التنباك فيفطر به الصائم لأن له أثرا يحس كما يشاهد في باطن العود. 

حاشية البجيرمي على الخطيب ـ (ج ٢ / ص ٣٢٨)

وأما الدخان الحادث الأن المسمى بالنتن لعن الله من أحدثه فإنه من البدع القبيحة فقد أفتى شيخنا الزيادي أولا بأنه لا يفطر لأنه إذ ذاك لم يكن يعرف حقيقته فلما رأى أثره بالبوصة التي يشرب بها رجع وأفتى بأنه يفطر.

إعانة الطالبين - (ج 2 / ص 260)

(وقوله: بالذوق) الباء سببية، أي بسبب ذوق الطعم وإدخاله في فمه ليغرفه ومثل وصوله الطعم: وصول الرائحة إلى جوفه، فإنه لا يفطر به، لانها أثر، لا عين وفي الكردي ما نصه: وفي النهاية - كالامداد - وصول الدخان الذي فيه رائحة البخور وغيره إذا لم يعلم انفصال عين فيه إلى الجوف لا يفطر به، وإن تعمد فتح فيه لاجل ذلك، وهو ظاهر وفي التحفة وفتح الجواد عدم ضرر الدخان وقال سم في شرح أبي شجاع: فيه نظر، لان الدخان عين اهـ وفي البيجرمي: وأما الدخان الحادث الآن المسمى بالتتن - لعن الله من أحدثه - فإنه من البدع القبيحة - فقد أفتى شيخنا الزيادي أولا بأنه لا يفطر، لانه إذ ذاك لم يكن يعرف حقيقته، فلما رأى أثره بالبوصة التي يشرب بها، رجع وأفتى بأنه يفطر اهـ

حواشي الشرواني - (ج 3 / ص 400)

قوله: (أي عين كانت الخ) ومن العين الدخان المشهور وهو المسمى بالتتن ومثله التنباك فيفطر به الصائم لان له أثرا يحس كما يشاهد في باطن العود شيخنا عبارة الكردي على بافضل وفي التحفة وفتح الجواد عدم ضرر الدخان وقال سم في شرح أبي شجاع فيه نظر لان الدخان عين اهـ وعبارة بعض الهوامش المعتبرة ويفطر الصائم بشرب التنباك لانه بفعل فاعل يتولد منه لا أثر وقد صرح بذلك الشيخ علي بن الجمال المكي وغيره كالبرماوي علي الغزي والشيخ العلامة عبد الله بن سعيد باقشير وغيرهم اهـ


Komentar

Postingan Populer