Surga Adalah Pemberian
Beribadah kepada Allah untuk meraih surga adalah motivasi yang sering ditemukan dalam ajaran Islam. Konsep ini mencakup keyakinan bahwa kehidupan di dunia ini adalah kesempatan untuk mengumpulkan amal dan kebaikan yang akan mempengaruhi kehidupan setelah mati. Bisa diartikan sebagai pandangan bahwa surga atau kebahagiaan abadi merupakan hadiah atau anugerah dari sesuatu yang lebih besar, seperti Tuhan atau alam semesta. Dalam banyak tradisi keagamaan dan filosofis. Surga dianggap sebagai ganjaran bagi amal baik, kesetiaan, atau kebaikan yang dilakukan selama hidup.
Dalam Islam, niat yang tulus dan ikhlas dalam beribadah sangat penting. Semua amal ibadah harus dilakukan dengan tujuan hanya untuk mendapatkan ridha Allah, bukan untuk tujuan duniawi atau pujian manusia. Beribadah kepada Allah melibatkan ketaatan terhadap perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ini mencakup pelaksanaan sholat, puasa, zakat, dan haji, serta perbuatan baik lainnya seperti bersedekah, membantu orang lain, dan menjaga hubungan baik dengan sesama.
Beribadah kepada Allah memang sudah tugas kita selaku makhluq. Dan ini adalah hak Tuhan yang harus kita penuhi selaku hambaNya. Demikianlah yang kami tangkap dari penggalan Syarah al Hikam karya Prof. Dr. Syeikh Muhammad Said Romadhon al Bouthi.
إن العبادة حق لله عليك بوصف كونك عبدا له.
Berangkat dari ajaran di atas, maka kita tidaklah memiliki hak untuk menuntut Allah agar membalas ibadah kita dengan pahala atau surga. Hal ini karena memang sudah menjadi tugas utama kita sebagai hambaNya adalah tunduk dan patuh kepadaNya tanpa ada kewajiban sedikitpun atas Allah agar membalas ibadah kita.
Surga yang kita inginkan adalah semata-mata anugerah Allah kepada kita. Murni fadholNya bukan karena yang lain. Anugerah ini adalah diantara wujud Rohmah dan MaghfirohNya Allah kepada kita semua. Hal ini juga utarakan oleh Prof. Dr. Syeikh Muhammad Said Romadhon al Bouthi.
والجنة منحة وعطية من الله لك بوصف كونه رحيما بك وغفورا لك.
Dan jika kita memyimak ajaran Tauhid kita, sebutlah dalam kitab Jauharah Tauhid, kita dapati demikianlah konsep pahala dan siksa yang kita yakini.
فإن يثبنا فبمحض الفضل • وإن يعذب فبمحض العدل
Jikalau dia memberikan pahalaNya kepada kita, maka itu adalah semata-mata karena fadholNya • Dan jikalau dia menyiksa maka itu adalah wujud nyata keadilanNya.
Apakah konsep ini hanyalah ajaran yang lahir tanpa dalil? Tentu tidak. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda :
لن يدخل أحدكم الجنة عمله قالوا ولا أنت يا رسول الله؟ قال ولا أنا إلا أن يتغمدني الله برحمته (رواه الإمام البخاري).
Tidaklah pernah amal seseorang itu memasukkannya ke dalam surga. Lalu para shohabat bertanya: Apakah hal ini juga berlaku kepada Panjenengan? Hadhrotur Rosul Muhammad Shollallahu 'alaihi wa Sallam menjawab: Ya, kecuali jika Allah merahmati saya. (HR. Imam Bukhori).
Dari sini terlihat sangat jelas bahwa benarlah surga itu adalah pemberian, bukan yang lain. Lalu, jika demikian, masih pentingkah amal bagi kita? Jawabannya adalah sangat penting. Sekalipun Allah Subhanahu wa Ta'ala nyata-nyata sebagai Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tetapi dia memiliki guidance panduan yang telah Ia tentukan sendiri kepada siapa RohmatNya Ia berikan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
ورحمتي وسعت كل شيء فسأكتبها للذين يتقون ويؤتون الزكاة والذين هم بآياتنا يؤمنون (الأعراف: ١٥٦).
RohmatKu melingkupi apa saja, maka Aku tuliskan bahwa RohmatKu teruntuk orang-orang yang bertaqwa, membayar zakat dan mereka yang iman akan ayat-ayatKu.
Lihatlah betapa nyata bahwa sudah menjadi garisNya, mereka yang paling totalitas dalam memenuhi hak Tuhannya lah sebagai orang yang paling berhak mendapatkan rohmatNya. Ini pula yang didawuhkan Prof. Dr. Syeikh Muhammad Said Romadhon al Bouthi. Beliau dawuh:
وقد قضى بسابق حكمه أن يكون أولى الناس برحمته أكثرهم أداء لحقوقه.
Sebagai penutup, marilah kita semua yang memang nyata adalah Hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala bisa mendudukan bahwa RohmatNya adalah segalanya bagi kita, bukan yang lain. Adanya fadhol; pahala bahkan surga sekalipun adalah wujud RohmatNya, bukan yang lain. Dengan demikian, berpegang akan Rohmat Allah adalah keniscayaan yang akan menghilangkan rasa pesimis dalam diri kita yang mungkin dibisikkan oleh Syaitan di saat kita sedang terjatuh, harapannya agar kita berputus asa dari RohmatNya.
Komentar
Posting Komentar