Memulyakan Rasulullah ﷺ Dan Keturunannya


Sudah seharusnya kita sebagai Muslim menghormati, memulyakan, dan mencintai Rasulullah serta keturunan Rasulullah ﷺ atau yang biasa disebut dengan Ahlul Bait. Hal ini karena Rasulullah ﷺ dan Ahlul Bait memang memiliki kemuliaan tersendiri. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh salah seorang ulama dari Tarim Hadramaut Yaman, yaitu Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad  dalam kitab beliau yang berjudul Al-Fushul al-‘Ilmiyyah wal Ushul al-Hikamiyyah (1/89) sebagai berikut: 

 لأهل بيت رسول الله صلى الله عليه وسلم شرف، ولرسول الله صلى اللهعليه وسلم  بهم مزيد عناية وقد أكثر على أمته من الوصيّة هم والحث على حبّهم ومودتهم. وبذالك أمرالله تعالى في كتابه في قوله تعالى: "قل لا أسألكم عليه أجرا إلا المودة في القربى. 

Artinya: “Ahlul Bait memiliki kemuliaan tersendiri, dan Rasulullah telah menunjukkan perhatiannya yang besar kepada mereka. Beliau berulang-ulang berwasiat dan mengimbau agar umatnya mencintai dan menyayangi mereka. Dengan itu pula Allah subhanahu wataála telah memerintahkan di dalam Al-Qur’an dengan firman-Nya: “Katakanlah wahai Muhammad, tiada aku minta suatu balasan melainkan kecintan kalian pada kerabatku.” (QS 42:23).  

Dari kutipan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kaum Muslimin memang harus menghormati dan mencintai Ahlul Bait bukan saja karena kekerabatan mereka dengan Rasulullah ﷺ, tetapi juga karena Allah telah memerintahkan kepada beliau untuk berseru kepada umatnya agar mencintai kerabat beliau. 

Al Haafidz Imam Ibnu Hajar Al Asqolany didalam kitab Ad Durarurl Kaaminah Fi A'ayaanil Miati Tsaaminah (4/153) menceritakan bahwasannya, pernah suatu hari ada sekelompok orang dari kalangan pembesar Nashrani menghadiri sebuah perayaan seorang pemimpin Mongol yang telah murtad. Dan pada perayaan itu ada seorang pendeta yang menghina Rasulullah ﷺ, sedangkan di sana ada seekor anjing pemburu yang terikat. Maka saat pendeta ini mulai mencela Rasulullah ﷺ, anjing tersebut menggonggong dengan keras lalu kemudian menerkam si Nashrani itu dan mencakar wajahnya.

Maka orang-orang yang melihatnya terkejut dan segera berusaha menyelamatkannya. Lantas sebagian orang yang hadir berkata "Itu diakibatkan hinaanmu kepada Muhammad SAW," lantas si Nashrani berkata "Tidak, Anjing ini hanya spontanitas karena melihat isyarat tanganku dan disangkanya aku ingin memukulnya."

Namun kemudian Si Nashrani ini mengulang kembali celaannya terhadap Rasulullah ﷺ dengan perkataannya yang sangat keji. Maka anjing pun berhasil lepas dari ikatannya dan langsung saja menyambar leher pendeta itu dan merobek hingga bagian dadanya. Orang itu pun mati seketika. Karena kejadian ini, ada sekitar 40.000 orang Mongol masuk Islam. 

Jika anjing yang merupakan hewan saja marah ketika Rasulullah ﷺ dihina, maka kita sebagai umat beliau yang kita nanti nanti syafaatnya kelak diakhirat sudah sepantasnya menghormati, memulyakan, dan mencintai Rasulullah serta keturunan Rasulullah ﷺ. Melihat dari penuturan Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitab beliau dan cerita diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwasannya perintah untuk mencintai dan memulyakan Rasulullah ﷺ dan Ahlul Bait merupakan perintah dari Allah SWT. Rasulullah sebagai pemimpin kaum Muslimin tidak meminta balasan apa pun dari umatnya kecuali kecintaan mereka kepada keluarga dan keturunan beliau. Bagi kaum Muslimin menghormati dan mencintai Rasulullah ﷺ dan Ahlul Bait merupakan salah satu kewajiban. karena perintah ini memiliki dasar di dalam Al-Qur’an, surat Asy-Syura, ayat 23.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faidah Bersiwak

Membakar Bukhur (Gharu atau Dupa) Sunnah Yang Terlupakan

Keharusan Menghormati Ahlul Bait

Memanggil Dengan Panggilan Yang Baik

Ilmu Tauhid

Memohon Hujan Dengan Bertawasul Kepada Rasulullah

Sedekah Karena Ridho Allah

Musibah Menghapus Dosa

Jangan Menzalimi Saudara Sesama Muslim