Mengangkat Tangan Ketika Berdoa Dan Mengusap Wajah Sesudahnya



Pada dasarnya mengangkat tangan ketika berdoa dan mengusap wajah sesudahnya bukanlah sekadar tradisi yang tanpa dasar. Hal ini merupakan sunnah Rasulullah ﷺ sebagaimana termaktub dalam beberapa hadits nabi diantaranya diceritakan oleh Ibn Abbas:

 إذا دعوت الله فادع بباطن كفيك ولا تدع بظهورهما فاذا فرغت فامسح بهما  وجهك ~ رواه ابن ماجه 

Artinya: "Apabila engkau memohon kepada Allah, maka bermohonlah dengan bagian dalam kedua telapak tanganmu, dan jangan dengan bagian luarnya. Dan ketika kamu telah usai, maka usaplah mukamu dengan keduanya." 

Demikian pula keterangan para ulama salaf yang terdapat dalam kitab kitab turats. Diantaranya kitab Majmu' kalam Al-Habib Idrus bin Umar Al-Habsyi Hal. 437.

‎و كان رضي الله عنه ينهى من رآه مفرقا بين كفيه عند رفعهما للدعاء و يأمر بجمعهما و إلصاق كل منهما بالآخر كأنه يتناول شيئا 
يخاف عليه أن يسقط من بين كفيه و ينزل العطاء الإلهي المعنوي.

Al-Habib Al-Imam Idrus bin Umar Al-Habsyi melarang seseorang yang dilihat beliau saat berdoa dia memisahkan kedua telapak tangannya saat diangkat untuk berdoa dan beliau memerintahkan untuk mendempetkan kedua telapak tangan dan menempelkannya satu sama lain sehingga seakan-akan dia menadah sesuatu dan takut sesuatu tersebut jatuh dari kedua telapak tangan, dan jatuh pula demikian pemberian Allah yang maknawi.

Menengadahkan tangan keatas ketika bedoa merupakan salah satu sunah Rasulullah ﷺ. Bahkan para ulama menganjurkan ketika semakin penting permintaan agar semakin tinggi pula mengangkat tangan. Sebagaimana dalam kitab I’anatut Thaibin juz II dijelaskan:

 ورفع يديه الطاهرتين حذو منكبيه ومسح الوجه بهما بعده 

"Dan diwaktu berdoa disunnahkan mengangkat kedua tangannya yang suci setinggi kedua bahu, dan disunnahkan pula menyapu muka dengan keduanya setelah berdoa."

Mengangkat tangan saat berdoa sudah tidak asing bagi umat islam di indonesia. Menengadahkan tangan ke atas hanya merupakan arah doa, sebagaimana Ka’bah sebagai arah sembahyang. Sebagaimana pandangan Imam Al-Ghazali perihal angkat tangan ke atas saat berdoa dalam kitab Ihya Ulumiddin (1/113) sebagai berikut. 

فأما رفع الأيدي عند السؤال إلى جهة السماء فهو لأنها قبلة الدعاء وفيه أيضا إشارة إلى ما هو وصف للمدعو من الجلال والكبرياء تنبيها بقصد جهة العلو على صفة المجد والعلاء فإنه تعالى فوق كل موجود بالقهر والاستيلاء 

Artinya, “Adapun perihal menengadahkan tangan kearah langit saat berdoa, itu dikarenakan arah langit merupakan hanya qiblat doa. Hal ini juga mengisyaratkan sifat kebesaran dan keagungan Allah sebagai zat yang dimintakan pertolongan, mengarah ke atas mengingatkan kita pada kemuliaan dan ketinggian-Nya. Allah dengan kuasa dan kewenangan-Nya di atas segala yang ada,” 

Arah atas merupakan symbol ketinggian, kemuliaan, keluhuran, dan kebesaran zat Allah SWT. Bagi seorang hamba meminta doa kepada tuhan sang pencipta merupaka hal yang sudah wajar dan harus dilakukan. Karena hal ini menunjukkan ketidakmampuan dan kelemahan kita, bahwasannya kita sebagai manusia merupakan makhluk yang lemah. Allah SWT sendiri menyuruh kita untuk selalu bedoa dan Allah sendiri berjanji pasti akan mengabulkan setiap doa doa yang kita panjatkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faidah Bersiwak

Membakar Bukhur (Gharu atau Dupa) Sunnah Yang Terlupakan

Keharusan Menghormati Ahlul Bait

Memanggil Dengan Panggilan Yang Baik

Ilmu Tauhid

Memohon Hujan Dengan Bertawasul Kepada Rasulullah

Sedekah Karena Ridho Allah

Musibah Menghapus Dosa

Jangan Menzalimi Saudara Sesama Muslim