Wajibnya Mendengar Dan Taat Pada Pemimpin


Allah SWT menciptakan makhluk dan memberinya kecenderungan sosial dengan kata lain manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Kenapa Allah menjadikan manusia seperti itu agar manusia saling memiliki keterikatan di antara mereka. Atas dasar tersebut, manusia tidak dapat "hidup" kecuali dengan berkelompok agar kebutuhan dan kepentingan mereka saling terlindungi, terselamatkan, saling bantu dalam kebaikan dan bekerjasama dalam menciptakan kepentingan bersama. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ 

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. (QS. An Nisa' [4]: 59)

Rasulullah ﷺ menyebutkan dalam haditsnya bahwasannya beliau memerintahkan umatnya untuk mendengarkan pemimpin dan menaatinya, walaupun pemimpin itu adalah seorang budak berkulit hitam, berpenampilan buruk, yang berasal dari Habasyah (Ethiopia).
:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
اسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَإِنْ اسْتُعْمِلَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ كَأَنَّ رَأْسَهُ زَبِيبَةٌ.

Dari Anas ibn Malik ra, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: Dengarlah dan taatilah sekalipun yang dijadikan pemimpin untuk kalian adalah seorang budak Habasyi, seolah-olah kepalanya seperti kismis. (H.R. Bukhori no. 6609)

Kenapa Rasulullah ﷺ memerintahkan begitu tidak lain karena ketaatan kita kepada pemimpin memiliki arti kemanusiaan dan sekaligus ketuhanan; kebahagiaan dan persatuan; keselamatan dan kebersamaan; kerjasama dan persaudaraan, serta keteraturan dan ketaatan.


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ. فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ.

Dari Abdullah ra, dari Nabi ﷺ bersabda: Mendengar dan taat adalah wajib bagi setiap muslim, baik dalam hal yang ia sukai maupun yang tidak ia sukai, selama ia tidak diperintahkan melakukan kemaksiatan. Adapun jika ia diperintahkan melakukan maksiat, maka tidak ada (kewajiban) mendengar maupun menaati. (H.R. Bukhori no. 6611)

Pengaitan ketaatan kepada pemimpin dengan ketaatan kepada Allah dan Rasulnya sebagaimana disebutkan di dalam hadis tersebut mengandung rahasia kepentingan dan kemaslahatan bersama. Lebih dari dari itu, Allah SWT memerintahkan manusia bersatu dan melarang bercerai berai. Sebagaimana firman Allah dalam surah Ali Imran: 103.

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ 

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Hukum mendengar dan mentaati pemimpin adalah wajib. Sebagaimana juga disebut dalam al-Quran, Allah berfirman: Dan taatilah Allah dan taatilah Rasul dan pemimpin dari kalian sebagaimana dalam surah An Nisa' [4]: 59. Atas dasar itu pula, Allah SWT memerintahkan manusia untuk taat kepada pemimpin yang telah dipilih di antara mereka. 

Hal tersebut karena jika manusia tidak memiliki ikatan atau aturan kepemimpinan dalam suatu kelompok sebagai pedoman dan kesepakatan bersama. Mengapa Allah memerintahkan kita taat kepada pemimpin? Kalau taat kepada Allah dan Rasul-Nya sudah jelas, karena Rasullah yang menyampaikan pesan-pesan (risalah) Allah. Adapun pemimpin, apa gerangan alasan kita untuk taat?

Hal itu karena menentang pemimpin samahanya membuat perpecahan, penyempalan, pembolehan larangan, pertumpahan darah, penghalalan yang haram, dan lain sebagainya. Maka pemimpin dengan segala nilai kekurangan dan kelebihannya harus didukung karena sejalan dengan sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa taat kepadaku, maka sungguh ia telah taat kepada Allah. Dan barang siapa taat (kepada) pimpinan, maka berarti telah taat kepadaku.” (HR. Muslim).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faidah Bersiwak

Membakar Bukhur (Gharu atau Dupa) Sunnah Yang Terlupakan

Keharusan Menghormati Ahlul Bait

Memanggil Dengan Panggilan Yang Baik

Ilmu Tauhid

Memohon Hujan Dengan Bertawasul Kepada Rasulullah

Sedekah Karena Ridho Allah

Musibah Menghapus Dosa

Jangan Menzalimi Saudara Sesama Muslim