Orang Yang Benar-Benar Bangkrut (Merugi)


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَٱدْعُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَٰفِرُونَ
Artinya: Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya). QS. Ghafir [40] : 14

Hadits Nabi:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوْا الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ

Artinya: Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw pernah bertanya kepada para sahabat : Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu? Para sahabat menjawab : Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan. Maka beliau bersabda : Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka. (H. R. Muslim no. 6744, Tirmidzi no. 2603 dan lainnya)

Hadits di atas jelas menjelaskan bahwa kita tidak boleh sembrono dalam hubungan kepada siapa saja. Jangan sampai ibadah malam kita, puasa kita, sedekah kita ataupun apa pun amal yang sudah capai dan kita jalankan dengan susah payah kita kumpulkan di dunia, akhirnya kita tidak dapat mengunduhnya di akhirat kelak. Hanya gara-gara habis dibuat menebus kesalahan-kesalahan kepada saudara kita. 

Rasulullah memberikan istilah orang yang mempunyai model seperti di atas dengan sebutan orang yang merugi. Maksud rugi, karena dia menanam, namun tidak mengunduh. Menjaga kebaikan antar sesama manusia agar tidak menuduh yang tidak tidak ini dijabarkan dari firman Allah QS al-Hujarat: 12 yang berbunyi:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ  

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

Dalam era media sosial seperti sekarang ini, orang sangat mudah mengumpat, mencaci, mencibir, melontarkan kalimat sampah serapah dengan tanpa tatap muka secara langsung atau bahkan kepada orang yang belum dan tidak akan pernah bertemu sama sekali di dunia ini. Tapi kita perlu waspada dan hati-hati, jangan-jangan orang yang dulunya kita hina, di akhirat, ia menjadi ganjalan yang menghalangi kita masuk surga. Sudah seharusnya kita mawas diri, dan menginstrospeksi diri kita masing-masing. Supaya dalam pikiran dan hati kita tidak berburuk sangka. Secara lisan juga jangan berkata yang menyakiti orang lain. Kita juga harusmenjaga tangan, mata, kaki dan anggota badan kita agar tidak berbuat yang merugikan orang. Mari kita berusaha menjaganya dari menyakiti sesama supaya kita hidup bermasyarakat yang baik dalam bingkai harmoni yang terawat. Karena sebanyak apapun kita mengumpulkan amal ibadah dan pahala dari Allah SWT tetapi maksiat masih kita jalankan secara terus menerus maka akan sia-sia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faidah Bersiwak

Membakar Bukhur (Gharu atau Dupa) Sunnah Yang Terlupakan

Keharusan Menghormati Ahlul Bait

Memanggil Dengan Panggilan Yang Baik

Ilmu Tauhid

Memohon Hujan Dengan Bertawasul Kepada Rasulullah

Sedekah Karena Ridho Allah

Musibah Menghapus Dosa

Jangan Menzalimi Saudara Sesama Muslim