Memohon Hujan Dengan Bertawasul Kepada Rasulullah



Jika kita mendengar cerita para nabi atau rasul pasti kita mendengar ataupun terselip kisah mengenai mu’jizat yang dimiliki oleh nabi ataupun rasul dalam menjalankan misinya, yaitu menyeru kepada umatnya untuk menyembah Allah. Mu’jizat atau peristiwa diluar akal manusia biasa tidak selalu terjadi kepada nabi atau rasul yang sudah diangkat menjadi utusan-Nya. Semenjaka kecilpun terkadang Allah juga memberikan kepada calon yang nantinya akan diangkat menjadi nabi dan utusan-Nya.  

Rasulullah ﷺ adalah salah satu utusan-Nya yang banyak diberi oleh Allah mu’jizat, dan salah saru mu’jizat terbesarnya sampai saat ini adalah al-Aquran . Beliau sejak kecil sebelum diangkat menjadi seorang nabi dan rasul, Allah sudah memberi beberapa keistimewaan menakjubkan yang tidak bisa dicerna akal manusia. Salah satu kejadian menakjubkan yang dialami Rasulullah ﷺ saat kecil adalah mendatangkan hujan.  

Didalam kitab sirah nabawiyah sebagaimana diceritakan Ibnu Asakir dalam kitabnya. Dikisahkan bahwa suatu ketika masyarakat Makkah dilanda musim paceklik. Tidak ada hujan, Kekeringan dimana-mana. Kemiskinan melanda siapapun. Penduduk Makkah kemudian meminta Abu Thalib untuk berdoa kepada Tuhan agar turun hujan. Karena pada saat itu Abu Thalib merupakan penjaga Ka’bah menggantikan ayahnya, Abdul Muthalib yang wafat. Abu Thalib lantas mengajak Rasulullah ﷺ yang saat itu masih kecil ke Ka’bah. Ketika itu wajah Rasulullah ﷺ bagaikan matahari yang membawa mendung. Singkat cerita, Abu Thalib menempelkan punggung Rasulullah ﷺ ke dinding Ka’bah. Sementara jari-jarinya memegang Rasulullah ﷺ . Dan tidak lama dari peristiwa ini, cuaca menjadi berubah. Langit yang tadinya panas terik berubah menjadi mendung. Tidak lama kemudian, hujan turun dengan begitu lebat. Sehingga lembah mengalirkan air dan lahan lahan menjadi subur. Mengenai peristiwa ini, Abu Thalib menyinggungnya dalam rangkaian baitnya:

وابيض يستسقى الغمام بوجهه ثمال اليتمى عصمة للأرامل...

"Dan bocah yang putih kulitnya... Sang penolong anak anak yatim dan pelindung para janda... Melalui kedudukannya lah, hujan diharapkan turun.."gumpalan awan sama sekali, namun tiba tiba awan datang dari sana sini, kemudian turunlah hujan dengan lebatnya .

Imam Abu Bakr al-Thurthusyi dalam kitab al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu (1/ 173) mengutip sebuah riwayat yang berkaitan erat dengan cerita di atas sebagai berikut:  

 عن أنس قال: قام رجل فقال: يا رسول الله، هلكت المواشي وتقطعت السبل، فادع الله أن يغيثنا، فرفع يديه وقال: (اللهمَّ اسْقِنَا، اللهمَّ اسْقِنَا، اللهمَّ اسْقِنَا)   قال أنس: فلا والله لا نري في السماء من سحاب ولا قزعة ولا شيئا، فطلعت سحابة من وراء سلع مثل الترس، فلما توسطت السماء انتشرت ثم أمطرت إلي الجمعة   فقال رجل: يا رسول الله، هلكت الأموال وانقطعت السبل، فادع الله يمسكها، فرفع رسول الله صلي الله عليه وسلم بيده وقال: (اللهمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا) فانجاب السحاب عن المدينة حتي أحدق بها كالإكليل

Artinya: Dari Anas, ia berkata: Seorang laki-laki berdiri, ia berkata: “Wahai Rasulullah ﷺ binatang ternak telah mati (kehausan) dan jalanan telah retak-retak, maka berdoalah kepada Allah agar menurunkan hujan kepada kami.” Kemudian Rasulullah ﷺ mengangkat kedua tangannya dan berdoa: “(Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami).”   Anas berkata: Demi Allah, kami tidak melihat awan mendung, gumpalan awan, dan sesuatu pun di langit, lalu muncullah awan mendung hitam dari belakang bukit Sala’ seperti lingkaran bergigi. Ketika awan hitam sampai di tengah dan menyebar, hujan turun sampai hari Jumat.   Kemudian laki-laki (yang sama) berkata: “Wahai Rasulullah, harta benda telah hancur, dan jalanan terputus (karena banjir), maka berdoalah kepada Allah agar menghentikan hujan. Kemudian Rasulullah ﷺ mengangkat tangannya dan berdoa: ”(Ya Allah, [tunrunkanlah hujan] di sekeliling kami, bukan [azab] atas kami).” Kemudian awan mendung (mendadak) hilang dari (langit) Madinah sehingga (hanya) mengelilinginya seperti mahkota.”

Dari riwayat di dapat kita ambil pelajaran bahwasannya bertawasul kepada nabi Muhamad merupakan salah satu cara memohon kepada Allah agar doa kita dapat terkabul. Semoga Allah memberikan kaum muslimin kecintaan yang kokoh kepada Rasulullah ﷺ , dan memberikan kesempatan untuk dapat berjumpa Beliau baik dalam mimpi maupun di alam nyata, dan semoga kita dimasukkan kedalam golongan orang-orang sholih sehingga dikumpulkan bersama Rasulullah ﷺ beserta Keluarga dan Sahabat-Sahabat nya, Aamiin..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faidah Bersiwak

Membakar Bukhur (Gharu atau Dupa) Sunnah Yang Terlupakan

Keharusan Menghormati Ahlul Bait

Memanggil Dengan Panggilan Yang Baik

Ilmu Tauhid

Sedekah Karena Ridho Allah

Musibah Menghapus Dosa

Jangan Menzalimi Saudara Sesama Muslim