Memanggil Dengan Panggilan Yang Baik

Kita sering mendengar bahwasannya nama merupakan sebuah doa. Rasulullah sendiri lebih suka memberikan nama atau kata yang mengandung makna dan harapan-harapan yang baik. Dan beliau tidak pernah membuat nama yang berorientasi kepada keburukan. Banyak kisah-kisah yang menceritakan tentang pemberian nama kepada para sahabat yang dilakukan oleh Rasulullah pada zamannya, dalam kitab Tarbiyatul Aulat jus 1 hal 78, terdapat cerita bahwasannya Rasulullah mengganti nama Burrah menjadi Zainab. Mengapa rasulullah menggantinya, karena arti Burrah sendiri adalah lubang hidung unta bagian samping, oleh sebab itu Rasulullah menggantinya. Putri dari Sayyidina Umar yang bernama Ashiyah yang artinya wanita durhaka oleh Rasulullah diganti dengan Jamilah yang mempunyai arti wanita yang cantik. Oleh karena itu kita sebagai Muslim sudah sepatutnya meniru akhlak Rasulullah dalam bersosialisasi dengan saudara kita, teman kita, kerabat kita menggunaka panggilan yang baik. Karena perkataan buruk dapat menimbulkan kegaduhan dan terputusnya tali silaturahim diantara sesama muslim. Dalam Mu’jam Al-Manahi Al-Lafzhiyyah, hal: 351 disebutkan:

وقد قال سعيد بن المسيب رحمه الله: " لا تقل لصاحبك ياحمار ، يا كلب ، يا خنزير ، فيقول لك يوم القيامة :
 أتراني خلقت كلبا أو حمارا أو خنزيرا 
Jangan kamu berkata kepada temanmu:
Wahai keledai, wahai anjing,wahai babi. Maka dia berkata pada hari kiamat: “Apakah kamu melihatku, bahwa aku diciptakan sebagai anjing, atau keledai, atau babi.”
HR. Ibnu Abi Syaibah

Perilaku seseorang yang suka mencela merupakan perbuatan yang harus di jauhi sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْراً مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim “ (QS. Al Hujuraat :11)

Dalam ayat ini Allah mengawali dengan kalimat ( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ) yang merupakan sebaik baik panggilan yang di tunjukkan kepada umat islam. sahabat Abdullah Ibnu Abbas menyampaikan jika engkau mendengar firman Allah yang terdapat kalimat (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ) maka dengarkanlah dengan baik-baik karena disitu terdapat kebaikan yang Allah perintahkan dan dilarang oleh Allah yang harus di jauhi.

Dalam kitab Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwasanya Allah melarang sikap yang merendahkan orang lain, dalam kata lain menghina mereka karena boleh jadi orang yang dihina lebih tinggi kedudukannya di sisi Allah, lebih mulia disisi Allah, dan ia lebih bertaqwa daripada orang yang mencela. Karena orang yang suka mencela pasti didalam hatinya penuh dengan kebusukan. Sebagai mu'min kita dilarang untuk mencela orang lain. Manusia pasti tidak akan lupu dari perbuatan dosa., Tidak ada jaminan seseorang dikatakan selalu berbuat baik serta tidak luput dari perbuatan dosa dan maksiat. Oleh karena itu kita sebagai orang yang beriman dilarang untuk mencela orang lain. Faktor utama yang memicu manusia selalu mencela orang lain karena dirinya merasa bangga pada dirinya sendiri sehinnga memandang orang lain  rendah. Perilaku berbangga diri, merasa dirinya lebih baik dari orang lain merupakan sifat  yang harus dijauhi. Karena dapat menimbulkan rasa sombong  merasa dirinyalah yang paling benar sehingga ia rendahkan dan mencela orang lain. Dalam kitab Al Adzkar hal. 365 imam An Nawawi rahimahullah mengatakan:

قال الإمام النووي رحمه الله :" من الألفاظ المذمومة المستعملة في العادة قوله لمن يخاصمه :يا حمار ، يا تيس ، يا كلب ، ونحو ذلك ،فهذا قبيح لوجهين :أحدهما : أنه كذب .والآخر : أنه إيذاء 
“Diantara lafadz yang tercela yang biasa digunakan orang untuk mencela orang yang berselisih denganya adalah perkataan wahai keledai, wahai kambing, wahai anjing atau semacamnya.

Perkataan ini tercela dari dua sisi
* Itu merupakan dusta
* Itu merupakan gangguan terhadap orang lain lihat

Allah sendiri telah berfirman dalam Al-Quran surah Alhujarat ayat 11 telah melarang manusia saling mencela dan  memanggil orang lain dengan gelaran yang mengandung ejekan. Dalam Mushanaf Ibnu Abi Syaibah 5/283 telah disebutkan:

.وقال إبراهيم النخعي رحمه الله :" كانوا يقولون : إذا قال الرجل للرجل : يا حمار ، يا كلب ، يا خنزير ، قال الله له يوم القيامة : أتراني خلقت كلبا أو حمارا أو خنزيرا

Dan Ibrahim An Nakha’I rahimahullah mengatakan:“Mereka (para tabi’in) dahulu mengatakan, jika seseorang mencela orang lain dengan perkataan wahai keledai, wahai anjing,wahai babi maka kelak Allah akan bertanya kepadanya di hari kiamat: apakah engkau melihat Aku menciptakan (dia) sebagai anjing atau keledai atau babi?

Oleh karena itu kita sebagai orang yang beriman dilarang untuk mencela kepada orang lain. Pada prinsipnya, hal ini dilarang dalam agama agar tidak terjadi pertikaian dan permusuhan antar umat manusia. Sebagai makhluk ciptaan tuhan sudah sepantasnya untuk saling menghormati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Yang Benar-Benar Bangkrut (Merugi)

Selalu Bertanya “Dimana Dalilnya?”

Keharusan Menghormati Ahlul Bait

Wajibnya Taat Dan Patuh Kepada Penguasa

Mengangkat Tangan Ketika Berdoa Dan Mengusap Wajah Sesudahnya

Memohon Hujan Dengan Bertawasul Kepada Rasulullah

Etika Dan Adab Utang Piutang Dalam Islam

Menegakkan Hukum Pada Semua Orang

Faidah Bersiwak