Kelahiran Rasulullah ﷺ


Bulan Maulid adalah bulan yang paling istimewa dan paling dirindukan oleh umat islam di seluruh penjuru dunia. Karena pada bulan tersebut mendatangkan keberkahan bagi seluruh alam semesta. yakni lahirnya manusia terbaik dan utusan Allah paling mulia yang dilahirkan di dunia. Tepatnya pada tanggal 12 Robiul Awal tahun gajah, kurang lebih tahun 576 masehi. Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dilahirkan dari pasangan Sayyid Abdullah dan Sayyidah Aminah.

Didalam kitab Sayyiduna Muhammad karya Syaikh Abdullah Sirajuddin, (467 – 468) dikisahkan bahwasannya saat nabi ﷺ dilahirkan ada seseorang yang menyaksikan secara langsung, yaitu Sayyidah Ummu Utsman ats-Tsaqafiyyah dan beliau berkata:

لما حضرت ولادة رسول الله صلى الله عليه وسلم رأيت البيت حين وقع - أي نزل من بطن أمه - قد امتلأ نورا، ورأيت النجوم تدنو حتى ظننت أنها ستقع علي، فلما وضعته آمنة خرج منها نور أضاء له البيت والدار حتى جلعت لا أرى إلا نورا.

Artinya: "Ketika saya hadir dalam peristiwa kelahiran Rasulullah ﷺ, saya melihat rumah itu penuh dengan cahaya saat beliau lahir dari perut ibundanya. Saya juga melihat bintang-bintang mendekat hingga saya mengira akan jatuh menimpaku. Ketika Sayyidah Aminah melahirkan Rasulullah, keluarlah cahaya yang menerangi rumah hingga saya tidak melihat apa-apa kecuali cahaya."
 
Sayyidina Abbas bin Abdul Mutthalib bersyair memuji Rasulullah ﷺ:

وأنت لما ولدت أشرقت الأر * ض وضاءت بنورك الأفق

"Ketika dilahirkan engkau menyinari bumi dan segala ufuk terang benderang sebab cahayamu."
 
Cahaya itu disaksikan oleh banyak orang sehingga menjadi buah bibir kaum Quraisy. Imam Abu Syamah berkata:

وقد كان هذا النور الذي ظهر وقت ولادته قد اشتهر في قريش وكثر ذكره فيهم

"Sungguh cahaya yang keluar saat lahirnya Rasulullah  ﷺ menjadi masyhur di kalangan kaum Quraisy dan banyak dibicarakan oleh mereka."

Rasulullah ﷺ adalah salah satu anugrah yang sangat besar yang diberikan kepada umat manusia. Sudah sepatutnya kita sebagai umat beliau selalu memuji dan mengagungkan dengan sebaik baiknya. Baik meniru akhlak dan budi pekertinya ataupun menggelar perayaan maulid nabi dengan tujuan mengambil nilai nilai inti dari perayaan itu sendiri. 

Di bulan maulid tiba dari tingkat desa hingga istana negara menyelenggarakan perayaan maulid nabi. Lantunan bacaan sholawat bersahutan antara tempat-tempat ibadah dan rumah-rumah. Pembacaan maulid ramai didengungkan di bulan yang mulia ini. Semua ini dengan tujuan untuk menghormati hari kelahiran Rasulillah ﷺ. meskipun semua itu dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia tidak cukup untuk membalas jasa jasa baginda Rasulillahﷺ  yang telah menjadi penyebab keberuntungan dan keberkahan bagi kita. Maka tak heran jika Al-Hafidz Abdur Rahman ad-Diba'i dalam kitab Maulidnya berkata :

فلو أنا عملنا كل يوم
لأحمد مولدا قد كان واجب

“andaikan setiap hari aku (mampu) mengadakan acara Maulidan untuk Nabi Ahmad ﷺ maka semuanya dihukumi wajib.”

Makna dari maqolah diatas adalah sebanyak apa pun acara maulid yang kita gelar semuanya dihukumi wajib dan belum ada yang dihukumi sunnah apalagi dituduh bid'ah sebagaimana tudingan kaum Salafi. Dr. Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani rohimahullah berkata dalam kitab beliau yang berjudul Al-I'lam Bi Fatawa Aimmatil Islam Haula Maulidihi Alaihi As-Shalatu Wassalam, h. 11 sebagai berikut:

إن أول المحتفلين بالمولد هو صاحب المولد وهو النبي صلى الله عليه وسلم كما جاء فى الحديث الصحيح الذي رواه مسلم لما سئل عن صيام يوم الإثنين ، قال صلى الله عليه وسلم :  «ذاك يوم ولدت فيه» فهذا أصح وأصرح نص فى مشروعية الإحتفال بالمولد النبوي الشريف ولا يلتفت لقول من قال : إن أول من إحتفل به الفاطميون لأن هذا إما جهل او تعام عن الحق

Sesungguhnya orang yang pertama kali merayakan Maulid adalah pemilik Maulid, yaitu Baginda Rasulillah ﷺ. Dijelaskan dalam Sohih Muslim ketika Beliau ditanya tentang alasan Beliau berpuasa pada hari senin, Beliau menjawab : "Pada hari itu aku dilahirkan".

Pernyataan ini adalah nash yang paling sohih dan paling jelas (sebagai hujjah) didalam disyariatkannya merayakan maulid Nabi ﷺ. Jangan pedulikan pendapat siapapun yang mengatakan bahwa yang pertama kali merayakan Maulid adalah orang-orang dari Dinasti Fathimiyah, karena alasannya cuma satu di antara dua hal, mungkin karena tidak tahu atau sengaja menutup mata dari kebenaran yang nyata. Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki.

Penjabaran di atas sudah jelas bahwasanya merayakan Maulid Nabi merupakan perbuatan yang sangat mulia. Jika ada yang bertanya "mengapa kalian merayakan Maulid?" hal itu seharusnya tak perlu ditanggapi. Karena ini sama halnya dengan mengucapkan "Mengapa kalian berbahagia terhadap kelahiran Baginda Rasulillah ﷺ. Mari kita renungi lagi pantaskah pernyataan seperti ini lahir dari orang yang mempunyai iman yang dalam hatinya mempunyai rasa cinta kepada nabinya? temtu tidak!!. Dari beberapa keterangan tersebut dapat kita simpulkan bahwasanya tradisi merayakan Maulid Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam perlu dilakukan. Karena didalamnya terdapat rasa pengagungan dan kecintaan kepada Baginda Rasulillah ﷺ.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faidah Bersiwak

Membakar Bukhur (Gharu atau Dupa) Sunnah Yang Terlupakan

Keharusan Menghormati Ahlul Bait

Memanggil Dengan Panggilan Yang Baik

Ilmu Tauhid

Memohon Hujan Dengan Bertawasul Kepada Rasulullah

Sedekah Karena Ridho Allah

Musibah Menghapus Dosa

Jangan Menzalimi Saudara Sesama Muslim